Cerita Rakyat, Kisah Cinta Laila Majnun Zaman Milineal
Minggu, 16 Februari 2020
Edit
Contoh cerita rakyat : Tak dipungkuri Kisah cinta Laila Majnun sudah akrab didengar. Para anggota AYA Dance Teater Belanda menampilkan versi kisah mereka untuk zaman sekarang bertajuk “Veil”.
Pementasan ini menampilkan kisah seorang pria muda yang tampan, jago dance, dan banyak wanita tergila-gila olehnya. Sebagai, Laila pun menjadi tertarik dengan pria bernama Qais atau Majnun yang mencoba merayu dengan dancenya.
Laila yang menggunakan jilbab membuat dirinya tetap mencoba pertahankan harga diri dan pakaian muslim yang dikenakan. Qais pun berbagai cara dilakukan untuk meyakinkan Laila. Pertemuan mereka pun tak perlu kata-kata, hanya saling tatap, dan degup jantung yang berbicara .
Lalu, terdapat Peri yang menasihati Laila untuk yakin cinta Qais itu tulus, sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan dengan orang yang mencintainya. Laila pun mengamininya, kemesaraan mereka dikemas dengan dance bersama untuk sebagai bukti keseriusannya.
Keromantisan mereka berdua pun diketahui oleh Ayah Laila. Hal itu membuat Ayah marah dengan mencoba menyadarkan Laila dan menjaga harga diri perempuan berkerudung tidak sepantasnya melakukan hal tersebut. Laila pun menjadi bingung dan mencopot kerudung yang Ia kenakan karena Ia mengganggap susah menjaga harga diri kerudung di zaman sekarang.
Selanjutnya, Ibu Laila menyakini Laila untuk mencoba memakai kerudung karena nilai harga diri seorang muslim di dalam jiwa . Adu dance kedua orangtua Laila ditampilkan sebagai wujud tidak sepahaman.
Para penari mengemas dengan ciamik cerita Laila Majnun dengan dekorasi yang sangat sederhana. Membuat fokus penonton menikmati pertunjukannya.
Veil cuman memasang lampu tembak untuk melengkapinya. Bahasa yang digunakan bahasa Inggris dan Arab. Namun para penonton dibantu transeletor untuk memahaminya.
Nontonnya di Dewan Kesenian Lampung dalam agenda kunjungan ke Indonesia. Salah satunya di bumi dua jurai.
Akhir cerita Layla Majnun, Ayah dan Ibu Laila menyutujui pilihan anaknya untuk mencitai Qais pemuda yang sederhana yang telah memikat putri kerajaan.
Tepuk tangan dari penonton sambil berdiri menambah haru saat menonton. Setelah itu boleh berswafoto dengna para aktor dan penari.
Selanjutnya, Teater Veil akan melanjutkan perjelanan ke banyak daerah lainnya. Veil keren habis, smeoga terus menginspirasi bagi banyak orang
Pementasan ini menampilkan kisah seorang pria muda yang tampan, jago dance, dan banyak wanita tergila-gila olehnya. Sebagai, Laila pun menjadi tertarik dengan pria bernama Qais atau Majnun yang mencoba merayu dengan dancenya.
Lalu, terdapat Peri yang menasihati Laila untuk yakin cinta Qais itu tulus, sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan dengan orang yang mencintainya. Laila pun mengamininya, kemesaraan mereka dikemas dengan dance bersama untuk sebagai bukti keseriusannya.
Keromantisan mereka berdua pun diketahui oleh Ayah Laila. Hal itu membuat Ayah marah dengan mencoba menyadarkan Laila dan menjaga harga diri perempuan berkerudung tidak sepantasnya melakukan hal tersebut. Laila pun menjadi bingung dan mencopot kerudung yang Ia kenakan karena Ia mengganggap susah menjaga harga diri kerudung di zaman sekarang.
Selanjutnya, Ibu Laila menyakini Laila untuk mencoba memakai kerudung karena nilai harga diri seorang muslim di dalam jiwa . Adu dance kedua orangtua Laila ditampilkan sebagai wujud tidak sepahaman.
Para penari mengemas dengan ciamik cerita Laila Majnun dengan dekorasi yang sangat sederhana. Membuat fokus penonton menikmati pertunjukannya.
Veil cuman memasang lampu tembak untuk melengkapinya. Bahasa yang digunakan bahasa Inggris dan Arab. Namun para penonton dibantu transeletor untuk memahaminya.
Nontonnya di Dewan Kesenian Lampung dalam agenda kunjungan ke Indonesia. Salah satunya di bumi dua jurai.
Akhir cerita Layla Majnun, Ayah dan Ibu Laila menyutujui pilihan anaknya untuk mencitai Qais pemuda yang sederhana yang telah memikat putri kerajaan.
Tepuk tangan dari penonton sambil berdiri menambah haru saat menonton. Setelah itu boleh berswafoto dengna para aktor dan penari.
Selanjutnya, Teater Veil akan melanjutkan perjelanan ke banyak daerah lainnya. Veil keren habis, smeoga terus menginspirasi bagi banyak orang