4 Tips Cara Meraih IPK Tinggi dan Stabil

Memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus adalah idaman bagi semua mahasiswa. Nilai ini ibarat sebuah rapor saat kita masih berada di bangku sekolah. Bedanya, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah hasil akumulasi dari nilai Indeks Prestasi (IP) tiap semesternya sedangkan nilai rapor adalah laporan hasil belajar siswa di satu semester tanpa penggabungan.

Agar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tetap stabil alias tidak berkurang atau bertambah secara drastis, mahasiswa perlu memperhatikan beberapa hal. Seperti halnya bobot nilai pada tugas, kuis, Ujian Tengah Semester (UTS), hingga Ujian Akhir semester (UAS).
4 Tips Cara Meraih IPK Tinggi dan Stabil


Sebab, dengan memperhatikan hal-hal di atas, mahasiswa bisa mengira-ngira dan memperbanyak belajar pada saat kapan. Selain itu, mahasiswa juga bisa tau mana yang harus diprioritaskan.

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) bukan hanya berfungi sebagai nilai akademik hasil belajar siswa. Tetapi, nilai ini dijadikan juga standar bagi mahasiswa penerima beasiswa. Adanya syarat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) harus stabil atau mencapai minimal tertentu harus diperhatikan oleh mahasiswa agar tetap bisa mendapatkan beasiswa.

Berikut adalah empat cara agar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tetap stabil selama kuliah.

1. Perhatikan bobot nilai

Sebelum memulai perkuliahan biasanya dosen akan menjelaskan kontrak kuliah selama satu semester ke depan. Diantaranya, aturan perkuliahan dengan dosen, berapa menit toleransi keterlambatan, hingga pembagian bobot nilai untuk diakumulasi sebagai nilai Indeks Prestasi (IP).

Saat inilah kamu sebagai mahasiswa harus memperhatikan bila peru mencatat di buku berapa masing-masing bobot nilai yang akan diambil oleh disen. Nilai tugas, nilai kuis, nilai Ujian Tengah Semester (UTS, dan nilai Ujian Akhir Semester (UAS). Sebab, dengan mencatatnya kamu jadi tau harus mengutamakan bobot nilai yang besar.

Misalnya saja nilai kuis memiliki bobot 15%, sedangkan nilai UAS 25%, tetapi kuis dilaksanakan 2 kali dalam satu semester. Maka, mahasiswa harus mendapat nilai kuis yang besar agar 30% dapat menyumbang nilai IP.

2. Buat ringkasan materi

Setalah kamu menghitung dan mempertimbangkan mana bobot nilai yang harus kamu utamakan, selanjutnya kamu perbaiki cara belajar. Mahasiswa tentu memiliki cara belajarnya masing-masing.

Ada yang suka duduk berlama-lama di perpus, ada pula yang lebih suka belajar sambil berdiskusi dengan teman. Bagaiman pun versi kalian, yang paling penting adalah kalian harus paham materi. Sebab, nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tak akan didapatkan dengan hanya berdiam diri apalagi bersemedi.

Membuat ringkasan materi adalah salah satu cara yang bisa kamu coba nih. Selain mempermudah kamu untuk menghapal dan mengingat materi kuliah, ringkasan materi dapat dijadikan bahan belajar saat menjelang ujian. Eits, tapi jangan dijadikan bahan contekan ya.

3. Persiapkan diri saat ujian

Belajar dan memahami materi saja belum cukup agar bisa menyelesaikan soal dengan lancar. Hal yang penting selanjutnya untuk bisa mendapatkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) stabil adalah dengan mempersiapkan diri saat ujian tiba.

Badan yang segar dan bugar saat ujian juga akan mempengaruhi otak bekerja. Misalnya dengan cara jangan tidur larut malam dan melewatkan sarapan. Kamu nggak mau kan udah belajar banyak materi tapi pas hari H malah loyo.

Mempersiapkan segala sesuatu keperluan ujian juga harus diperhatikan. Misalnya, kamu seorang mahasiswa bahasa asing yang akan ujian mata kuliah terjemahan dan dosenmu mengharuskan membawa kamus. Maka, kamu harus membawa kamus terjemahan yang lengkap.

4. Jangan cari masalah dengan dosen

Terakhir, jangan cari masalah dengan dosen bersangkutan. Mahasiswa tidak semuanya lurus-lurus saja. Tentu satu dua kali ingin bolos kuliah. Entah karena sebuah kegiatan atau ada halangan lain.

Perilaku bolos ini masih bisa ditoleransi sampai 3 kali, tergantung aturan dari dosen. Tetapi, jangan sampai kamu sebagai mahasiswa mencari masalah dengan dosen. Terlebih sampai melawan dosen.

Misalnya, dosen Pendidikan Agama Islam tidak memperbolehkan mahasiswinya memakai celana saat ujian, maka jangan melawan cukup lakukan saja. Contoh lain, dosen menyarankan siswa untuk mencari literatur bahan kuliah di perpustakaan agar lebih banyak referensi buku. Maka, jangan kalian cari di internet di dalam sebuah situs.

Hal-hal yang terlihat kecil namun ternyata itu adalah sebuah bentuk ketidaktaatan. Dosen adalah guru dan orang tua kita di kampus. Selalu menghormati dan menghargai beliau bisa jadi membawa berkah bagi mahasiswa. Siapa tau nilai IPK bisa kena imbasnya.

Empat cara meraih IPK Tinggi da Stabil yang sudah diulas di atas bisa kamu terapkan untuk menjaga nilai IPK mu agar stabil. Belajar dan memahami materi saja belum untuk bisa mempertahankan nilai IPK. Oleh karena itu, ditambah dengan cara dan usaha lain serta jangan lupa selalu meminta doa kepada orang tua.

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Footer