Cerita Mahasiswa Unila Gagas Insektisida Basmi Biang Kerok Penyakit Kaki Gajah
Minggu, 22 November 2020
Edit
hanalfa.com: Keberadaan nyamuk di rumah, sekolah, atau lingkungan sekitar tentu membuat tidak nyaman. Sebab hewan bernama latin Culicidae ini dapat menggigit manusia.
Sekali digigit nyamuk dapat berefek kulit menjadi gatal dan bentol. Namun ada jenis nyamuk tertentu yang berbahaya bagi manusia.
Jenis Nyamuk Culex Bikin Kaki 'Gajah' Bengkak
Satu jenis Nyamuk, yakni Culex dapat efek samping yang tidak hanya bentol kecil atau gatal saja bila digigitnya. Akan tetapi, manusia yang tergigit Nyamuk itu dapat menjadi demam dan kakinya menjadi bengkak (Gajah).
Penyebabnya, Nyamuk Culex dikenal luas sebagai vektor pembawa Cacing Brugia Malayi, Wuchereria Brancofi, Brugia Timori, dan Filaria. Cacing itu yang masuk dalam tubuh manusia akan berkembang menjadi Cacing dewasa dan menetap pada jaringan limfe.
Akibatnya, membuat kelumpuhan, kerusakan sistem limfatik, dan kerusakan ginjal. Tak hanya itu, pembengkakan dan penebalan jaringan kulit pada kaki, tungkai, payudara, lengan, dan organ genital. Terakhir paling parah adalah menyebabkan kematian.
Data Penderita Penyakit Kaki Gajah di Dunia dan Indonesia
Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2018, terdapat sekitar 876 juta masyarakat di dunia memiliki berisiko terserang penyakit Kaki Gajah itu. Dari data jumlah itu, Asia Tenggara menyumbang kasus sebanyak 60% kasus penyakit kaki gajah.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, penulusuran data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Tahun 2017 kasus Kaki Gajah di warga tanah air hampir ditemukan diseluruh wilayah Indonesia termasuk provinsi Lampung. Inilah urutan lima Provinsi di Indonesia yang memiliki kasus terbanyak (kronis) penyakit Kaki Gajah Pertama, Papua, lalu Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Barat, Jawa Barat, dan Aceh.
Mahasiswa Gagas Ide Basmi Nyamuk Culex Insektisida Hayati
Mahasiswa sebagai kaum intelektual memiliki keilmuan dan daya pikir untuk menjadi solusi di tengah permasalahan bangsa. Hal ini dibuktikan tiga mahasiswa Universitas Lampung (Unila) cerdas, yakni Rizka Dwi Damayanti (Ketua Tim), Ahmad Ihasnudin (Anggota), dan Berliana Damayanti (Anggota).
Ketiganya mahasiswa berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila. Mereka merupakan satu tim yang mengagas ide, yakni insektisida hayati sebagai solusi pembasmi Nyamuk Culex yang membuat penduduk menjadi kena penyakit Kaki Gajah.
Lolos Pendanaan Kemendikbud dan Pimnas 2020
Gagasan tersebut mereka tuangkan dalam proposal berjudul, Efektivitas Cendawan Entomopatogen Aspergillus sp. sebagai Bioinsektisida Nyamuk Culex. Ketua Tim Rizka menyebut maraknya penggunaan insektisida sintetik memiliki kekurangan seperti; timbulnya resistensi ke serangga, lalu salah sasaran malah membunuh serangga lain yang membuat rusak ekosistem, dan berbahaya bagi pernapasan manusia.
Alasan itu, tim yang dinakhodai oleh Rizka untuk membasmi nyamuk menggunakan insektisida alami yang lebih ramah lingkungan, salah satunya menggunakan Cendawan Aspergillus. "Hasil gagasan itu berharap dapat jadi pilihan bagi penduduk untuk basmi nyamuk Culex yang membuat penyakit kaki gajah. Selain itu tanpa menggunakan senyawa kimia yang berbahaya," harapnya.
Walhasil, proposal mereka mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) dan lolos mewakili Unila di ajang bergengsi bagi mahasiswa Se-Indonesia, yaitu Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020.
Penjelasan Insektisida Hayati Basmi Nyamuk Culex
Penjelasan insteksida jenis ini dilanjutkan oleh anggota tim, yakni Ihsan -sapaan akrab-. Menurut dia di Nyamuk Culex tersusun senyawa protein dan lipid.
Lalu senyawa tersebut dapat didegradasi dengan enzim kitinase, protease dan lipase yang dihasilkan oleh Cendawan Aspergillus. Akibatnya, Cendawan Aspergillus yang disemprotkan sporanya ke tubuh nyamuk dapat merusak eksoskeleton nyamuk.
Tak hanya itu, Cendawan Aspergillus mampu membunuh nyamuk karena di Cendawan Aspergillus terdapat toksin seperti aflatoksin dan asam hexadenakoat.
Cara Kerja Insektisida Hayati itu
Anggota tim lain, yakni Berliana menjelaskan cara kerja dari insektisida alami dari Cendawan Aspergillus pembasmi Nyamuk Culek. Pertama, dengan menyemprotkan spora Cendawan Aspergillus dengan kerapatan 108 ke tubuh nyamuk.
Selang beberapa hari nyamuk akan mati terinfeksi oleh jamur tambah berliana selaku anggota kelompok. Menurut dia dengan memakai insektisida berbahan dasar alami dapat mengurangi penggunaan bahan kimia.
Berikutnya mencegah lingkungan sekitar tidak berdampak buruk bagi organisme lainnya. Alasannya, residu yang dihasilkan mudah terurai di alam.
"Serta, kemungkinan resistensi sangatlah kecil, sehingga ekosistem tetap terjaga. Penggunaan senyawa hayati juga tidak membahayakan kesehatan manusia karena hanya bersifat racun bagi organisme tertentu," tutupnya. (Penulis: Alfanny Pratama)